Commons Sight – Asam lambung naik bisa terjadi kapan saja. Kondisi ini membuat dada terasa terbakar. Bahkan, bisa menjalar ke leher. Banyak orang menganggapnya sepele. Namun jika dibiarkan, dampaknya sangat serius. Pola makan menjadi faktor utama penyebabnya. Perubahan kecil dalam kebiasaan makan bisa memberi hasil besar. Untuk itu, memahami makanan yang memicu dan meredakan sangat penting.
Makanan pedas dan asam adalah dua pemicu utama. Cabe, saus, dan buah-buahan asam memperparah iritasi lambung. Makanan tinggi lemak juga memperlambat pengosongan lambung. Ini menyebabkan tekanan naik dan asam terdorong ke kerongkongan. Cokelat, kopi, serta soda adalah pemicu yang sering diabaikan. Alkohol dan minuman berkarbonasi sebaiknya dihindari sepenuhnya. Semua ini bisa memperburuk refluks asam jika dikonsumsi rutin.
“Baca Juga : Teh Celup dan Mikroplastik: Apa Dampaknya bagi Kesehatan?”
Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan buncis sangat baik untuk lambung. Kandungan seratnya membantu pencernaan lebih lancar. Buah seperti pisang dan melon punya sifat basa. Ini bisa menetralkan asam dalam lambung secara alami. Serat dalam buah-buahan juga mencegah sembelit. Kondisi ini sangat penting untuk meringankan tekanan pada lambung. Semakin lancar pencernaan, semakin kecil kemungkinan refluks terjadi.
Makan dalam jumlah besar memberi tekanan besar pada lambung. Asam jadi mudah terdorong naik ke kerongkongan. Lebih baik makan 4–5 kali dalam porsi kecil tiap hari. Cara ini membantu proses pencernaan lebih stabil. Lambung tidak bekerja terlalu keras sekaligus. Hindari makan terburu-buru. Mengunyah pelan-pelan sangat membantu pengolahan makanan di mulut. Dengan begitu, lambung hanya perlu bekerja ringan.
“Simak juga: Waspadai Tanda Ginjal Rusak Ini Muncul di Tengah Malam”
Tidur dalam posisi telentang setelah makan memperparah asam lambung. Makanan belum selesai dicerna, tapi posisi tidur menekan lambung. Sebaiknya beri jeda minimal dua hingga tiga jam setelah makan. Jika ingin camilan malam, pilih yang ringan seperti biskuit tawar. Tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi juga membantu. Posisi ini mencegah asam naik ke kerongkongan saat tidur. Perubahan kecil ini dapat sangat signifikan dampaknya.
Karbohidrat sederhana seperti roti putih dan mie instan mempercepat produksi gas. Gas berlebih menekan lambung dan memicu asam naik. Sebaiknya ganti dengan karbohidrat kompleks seperti oatmeal dan nasi merah. Jenis ini dicerna lebih lambat dan stabil. Kandungan seratnya juga tinggi sehingga menyehatkan usus. Selain itu, makanan seperti ubi jalar juga bisa menjadi alternatif sehat. Kandungan pati di dalamnya baik untuk lapisan lambung.
Terlalu banyak minum saat makan bisa membuat lambung terlalu penuh. Hal ini menambah tekanan pada katup lambung. Katup jadi lebih mudah terbuka dan asam bisa naik. Minumlah sedikit demi sedikit selama makan. Lalu tambahkan asupan cairan satu jam setelah makan. Pilih air putih sebagai minuman utama. Hindari minuman dingin atau mengandung kafein. Suhu dingin bisa memicu kejang otot lambung dan memicu nyeri.
Gorengan sangat tinggi lemak dan memperparah refluks asam. Minyak yang digunakan juga sering kali sudah teroksidasi. Makanan seperti tempe goreng, ayam goreng, atau kentang goreng sebaiknya dibatasi. Pilih metode memasak yang lebih sehat. Rebus, kukus, atau panggang tanpa minyak berlebih adalah pilihan baik. Tidak hanya mengurangi asam lambung, tapi juga menyehatkan jantung. Lemak trans dalam gorengan sangat merusak dinding lambung.
Roti putih, biskuit manis, dan kue kering mudah berubah menjadi gula. Proses ini memicu fermentasi dan produksi gas berlebih. Selain itu, makanan manis menyebabkan peningkatan kadar insulin. Insulin tinggi menyebabkan asam lambung meningkat secara tidak langsung. Sebaiknya kurangi konsumsi makanan semacam ini. Gantilah dengan makanan berbahan gandum utuh. Produk ini lebih lambat dicerna dan mendukung kesehatan lambung secara keseluruhan.