Diburu Gen Z, Seruan Blackberry 'Comeback' Kini Mencuat
Commons Sight – Fenomena kebangkitan ponsel lawas Blackberry kini menjadi topik hangat, khususnya di kalangan Gen Z. Berawal dari tren media sosial, keinginan untuk menghidupkan kembali perangkat legendaris era 2000-an ini kian meluas. Tidak hanya sebagai nostalgia, gerakan ini juga menjadi bentuk perlawanan terhadap kecanduan layar smartphone masa kini.
Baru-baru ini, sebuah petisi online yang diinisiasi oleh Kevin Michaluk, pendiri media CrackBerry, mulai ramai diperbincangkan. Melalui situs resmi nya, masyarakat bisa menyatakan dukungan terhadap kembalinya Blackberry ke pasar. Menariknya, petisi ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Baca Juga : Saran Pramugari ke Penumpang: Hindari Pakai Selimut Pesawat
Menurut Kevin, alasan utama Gen Z tertarik pada Blackbery adalah karena mereka merasa sudah jenuh dengan dominasi layar sentuh. Tombol fisik dan desain unik Blackberry dianggap memberikan pengalaman yang lebih nyata dalam berkomunikasi. Selain itu, Blackbery juga dianggap mampu mendukung gaya hidup yang lebih sadar dan tidak terpaku pada notifikasi digital.
Fenomena ini semakin berkembang melalui platform TikTok. Tagar #blackberry telah digunakan ratusan ribu kali, menunjukkan antusiasme pengguna dalam membagikan pengalaman mereka. Beberapa video bahkan memperlihatkan Gen Z membeli Blackberry bekas dari marketplace seperti eBay atau Back Market, lalu menghiasnya dan menggunakannya untuk aktivitas sehari-hari.
Semakin banyak orang merasa lelah dengan kebiasaan doomscrolling dan konsumsi digital yang berlebihan. Hal ini mendorong munculnya gerakan anti-smartphone yang mengajak masyarakat untuk kembali menikmati hidup di dunia nyata. Blackberry, dengan segala keterbatasannya, justru dianggap sebagai alat bantu untuk mencapai gaya hidup lebih sehat dan terhubung secara sosial.
Namun demikian, menggunakan Blackbery saat ini tidak bebas tantangan. Sejak 4 Januari 2022, sistem operasi Blackberry telah resmi dihentikan. Ini berarti banyak layanan utama tidak lagi berfungsi, seperti panggilan, SMS, dan koneksi internet. Meski begitu, semangat komunitas untuk menggunakan perangkat ini tetap tinggi.
Bagi banyak Gen Z, menggunakan Blackbery bukan sekadar pilihan praktis, melainkan simbol perlawanan terhadap dominasi digital. Mereka mulai mencari keseimbangan hidup, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan menjauh dari layar tanpa akhir. Teknologi lama seperti Blackberry justru membantu mereka dalam mencapai tujuan tersebut.