Commons Sight – Leher bengkak kerap menimbulkan kekhawatiran serius. Banyak orang langsung mengaitkannya dengan penyakit kanker. Padahal, tidak semua pembengkakan leher disebabkan oleh kanker. Dalam banyak kasus, kondisi ini justru berasal dari infeksi ringan. Infeksi saluran pernapasan atas adalah penyebab paling umum. Pembengkakan kelenjar getah bening menjadi respons tubuh terhadap infeksi. Reaksi ini merupakan bagian dari sistem imun yang aktif. Oleh karena itu, diagnosis penyebab leher bengkak perlu dilakukan secara menyeluruh. Pemeriksaan menyeluruh dapat membedakan mana yang perlu diwaspadai. Mana yang sebenarnya hanya gangguan ringan dan bisa sembuh sendiri.
Infeksi tenggorokan seperti radang amandel sering kali jadi penyebab utama. Bakteri streptokokus dan virus influenza bisa memicu reaksi ini. Saat tubuh melawan infeksi, kelenjar getah bening di leher membesar. Hal serupa terjadi saat terjadi infeksi gigi atau gusi. Bahkan flu biasa pun bisa menyebabkan kelenjar membengkak. Infeksi kulit di sekitar kepala dan leher juga berpotensi menimbulkan pembengkakan. Semua reaksi ini bersifat sementara. Bila infeksi mereda, pembengkakan biasanya ikut menghilang. Kondisi ini sangat berbeda dengan kanker yang memburuk secara progresif. Oleh karena itu, dokter selalu menelusuri riwayat infeksi pasien terlebih dahulu.
“Baca Juga : Jangan Sampai Soak, Begini Perawatan Aki Motor”
Pembengkakan akibat infeksi biasanya terasa lunak saat disentuh. Area yang bengkak juga terasa nyeri dan hangat. Kadang disertai demam atau nyeri menelan. Kelenjar yang membesar bisa berpindah saat ditekan ringan. Biasanya, ukuran benjolan berangsur mengecil dalam beberapa hari. Warna kulit di sekitar area bisa tampak sedikit kemerahan. Gejala lain tergantung pada jenis infeksi penyebabnya. Misalnya, radang tenggorokan akan disertai suara serak. Sementara infeksi telinga bisa memicu nyeri kepala. Jika gejala membaik dengan istirahat dan pengobatan ringan, kemungkinan besar penyebabnya adalah infeksi biasa.
Meskipun banyak kasus disebabkan infeksi ringan, ada kalanya pembengkakan perlu diwaspadai. Jika benjolan tidak mengecil dalam dua minggu, perlu pemeriksaan lebih lanjut. Apalagi jika benjolan terasa keras, tidak nyeri, dan tak bergerak. Gejala lain seperti penurunan berat badan drastis atau keringat malam patut dicurigai. Leher bengkak yang disertai suara serak berkepanjangan juga perlu perhatian. Kondisi seperti ini bisa mengarah ke tumor atau kanker kelenjar getah bening. Pemeriksaan penunjang seperti USG, biopsi, dan tes darah akan membantu diagnosis. Deteksi dini sangat penting untuk penanganan yang efektif.
“Simak juga: Biaya BPJS Meningkat, Masyarakat Harus Bersiap”
Benjolan akibat infeksi biasanya muncul cepat dan membaik dalam waktu singkat. Sedangkan benjolan karena kanker tumbuh perlahan dan terus membesar. Tekstur benjolan karena kanker cenderung keras dan tidak nyeri. Letaknya bisa menetap dan tidak bergerak saat ditekan. Selain itu, penderita kanker sering mengalami gejala sistemik. Seperti lemas berkepanjangan, demam tanpa sebab, dan kehilangan nafsu makan. Pemeriksaan fisik saja tidak cukup untuk membedakannya. Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan tambahan bila ada dugaan kanker. Pasien sebaiknya tidak menunda jika gejala memburuk atau tidak kunjung membaik.
Langkah pertama adalah konsultasi ke dokter umum atau THT. Dokter akan menilai ukuran, tekstur, dan lokasi pembengkakan. Bila dicurigai infeksi, pasien bisa diberi antibiotik atau antivirus ringan. Jika tidak membaik, pasien akan dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan. Tes darah bisa mengungkap tanda infeksi atau masalah sistemik. USG leher akan membantu memetakan struktur benjolan lebih jelas. Dalam beberapa kasus, biopsi dilakukan untuk memastikan sifat jaringan. Penanganan disesuaikan dengan penyebab pastinya. Penting untuk tidak panik dulu saat menemukan leher bengkak. Diagnosis medis akan memberikan kejelasan dan arahan pengobatan terbaik.