Waspadai Diabetes pada Anak Sejak Dini: Gejala dan Cara Penanganannya
Commons Sight – Diabetes bukan lagi penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah anak-anak yang mengidap diabetes terus meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, mengenali gejala dan mengetahui penanganan diabetes pada anak sejak dini sangatlah penting. Dengan penanganan yang tepat, anak dengan diabetes tetap bisa hidup sehat dan aktif seperti anak-anak lainnya.
Penyakit ini terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal atau tidak merespons insulin dengan baik. Insulin adalah hormon penting yang mengubah glukosa menjadi energi. Bila insulin terganggu, kadar gula darah akan meningkat dan berpotensi merusak berbagai organ tubuh. Maka dari itu, deteksi dan pengelolaan yang cepat menjadi sangat vital.
Jenis Diabetes yang Umum Terjadi pada Anak
Ada dua jenis utama diabetes yang bisa dialami anak-anak, yaitu diabetes melitus tipe 1 (DM tipe-1) dan tipe 2 (DM tipe-2). Menariknya, sebagian besar kasus pada anak berasal dari DM tipe-1. Ini merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
Baca Juga : Geger! Kentaro Sakaguchi Diduga Jalani Hubungan Rahasia dengan Mei Nagano Selama Tiga Tahun
Menurut dr. Novina, seorang ahli endokrinologi anak, DM tipe-1 bisa muncul sejak usia sangat muda, bahkan pada balita. Gejalanya berkembang dengan cepat dan jika tidak ditangani segera, dapat memicu komplikasi serius.
Di sisi lain, DM tipe-2 lebih sering muncul pada masa pubertas dan berkembang secara perlahan. Meskipun lebih jarang terjadi pada anak-anak, peningkatan angka obesitas anak saat ini menjadi faktor pemicu utama munculnya kasus DM tipe-2. Pola makan yang buruk, konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utamanya.
Faktor Risiko Diabetes pada Anak
Setiap orang tua sebaiknya mengetahui faktor risiko diabetes pada anak. Hal ini berguna untuk memutus mata rantai komplikasi yang mungkin terjadi di masa depan. Beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Infeksi virus tertentu yang menyerang sistem kekebalan tubuh
- Gaya hidup tidak aktif
- Kebiasaan konsumsi makanan olahan atau fast food
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Kurangnya konsumsi serat dan sayuran
Jika anak memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin, terutama saat anak memasuki usia 10 tahun atau masa pubertas.
Gejala Diabetes yang Harus Diwaspadai Orang Tua
Mengenali gejala diabetes pada anak sejak awal dapat menjadi langkah penyelamat. Gejala diabetes sering kali terlihat umum dan bisa disalahartikan sebagai kondisi lain. Namun, jika beberapa gejala ini muncul secara bersamaan dan terus berlanjut, orang tua harus segera melakukan pemeriksaan medis. Gejala tersebut antara lain:
- Anak sering buang air kecil, terutama di malam hari
- Mengompol kembali meskipun sebelumnya sudah lepas popok
- Rasa haus yang berlebihan dan sulit hilang
- Nafsu makan meningkat tapi berat badan turun drastis
- Anak tampak lemas, lesu, dan sulit konsentrasi
- Penglihatan buram atau kabur
- Luka yang sulit sembuh
- Infeksi kulit atau saluran kemih yang sering kambuh
Gejala-gejala ini menandakan bahwa tubuh anak sedang mengalami ketidakseimbangan gula darah dan membutuhkan perhatian medis segera.
Cara Menangani Diabetes pada Anak secara Efektif
Penanganan diabetes pada anak harus dilakukan secara menyeluruh. Untuk anak dengan DM tipe-1, pemberian insulin secara rutin menjadi bagian penting dari pengobatan. Selain itu, kadar gula darah anak harus dipantau setiap hari, terutama sebelum dan sesudah makan serta sebelum tidur.
Berikut beberapa langkah penanganan diabetes yang efektif:
- Terapi insulin: Umumnya diberikan melalui suntikan atau insulin pump.
- Pola makan sehat: Anak perlu menghindari makanan tinggi gula, serta memperbanyak konsumsi serat, sayur, dan buah.
- Aktivitas fisik: Olahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang bisa membantu mengontrol kadar gula darah.
- Pemantauan gula darah: Gunakan alat tes gula darah digital untuk memantau secara mandiri di rumah.
- Edukasi dan dukungan psikologis: Orang tua perlu mendapatkan pelatihan dalam mengelola diabetes anak, termasuk bagaimana menangani kondisi darurat seperti hipoglikemia.
Sementara itu, untuk anak yang mengalami DM tipe-2, perubahan gaya hidup menjadi kunci utama dalam pengobatan. Pengurangan berat badan, konsumsi makanan rendah indeks glikemik, dan aktivitas fisik teratur mampu memperbaiki sensitivitas insulin secara alami.