Commons Sight – Kanker otak termasuk jenis penyakit yang jarang tetapi sangat berbahaya. Pertumbuhan sel abnormal di otak dapat menyebabkan kerusakan permanen. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tanpa mengenal usia atau latar belakang. Meskipun begitu, ada kelompok-kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi. Informasi mengenai gejala dan pencegahan sangat penting diketahui sejak dini.
“Baca Juga : Apa Itu WFA dan Mengapa Stasiun Whoosh Halim Dukung Konsep Ini?”
Kanker otak terjadi saat sel-sel dalam otak tumbuh tidak terkendali. Tumor yang terbentuk bisa bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas lebih berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat. Kanker ini bisa berasal dari otak sendiri atau dari organ lain yang bermetastasis. Diagnosis kanker otak memerlukan pemeriksaan pencitraan seperti MRI dan CT Scan.
Gejalanya tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Pusing yang tidak kunjung sembuh menjadi salah satu tanda awal yang sering muncul. Gangguan penglihatan dan keseimbangan juga dapat terjadi. Beberapa pasien mengalami perubahan kepribadian, sulit berbicara, atau kejang mendadak. Jika gejala berlangsung terus-menerus, pemeriksaan medis wajib dilakukan.
“Simak juga: Galaxy A36 5G dan Teknologi AI-nya, Apakah Layak untuk Upgrade?”
Meskipun bisa menyerang semua usia, penyakit ini lebih sering ditemukan pada dua kelompok. Anak-anak di bawah usia 15 tahun dan orang dewasa di atas 60 tahun. Anak-anak sering menunjukkan tumor yang tumbuh di batang otak. Sementara pada lansia, pertumbuhan tumor bisa terjadi di berbagai area otak.
Riwayat keluarga juga berperan besar dalam meningkatkan risiko kanker otak. Orang dengan anggota keluarga yang pernah terkena kanker otak harus lebih waspada. Beberapa sindrom genetik langka, seperti Li-Fraumeni dan Turcot, juga terkait dengan kanker otak. Tes genetik dapat membantu mendeteksi kerentanan sejak dini.
Seseorang yang pernah terpapar radiasi dosis tinggi memiliki risiko lebih besar. Misalnya, pasien yang pernah menjalani terapi radiasi kepala. Atau pekerja yang rutin terpapar sinar-X dan bahan radioaktif. Oleh karena itu, perlindungan dalam penggunaan alat-alat medis sangat penting.
Lingkungan yang tercemar bahan kimia berbahaya bisa meningkatkan risiko. Misalnya, pekerja industri yang terpapar formaldehida atau vinil klorida. Gaya hidup seperti merokok atau konsumsi alkohol berlebihan juga dapat memicu masalah kesehatan otak. Meski belum terbukti langsung, kebiasaan ini memperlemah sistem tubuh.
Banyak pasien terlambat memeriksakan diri karena mengira gejalanya ringan. Sakit kepala dianggap hal biasa dan tidak diperiksa lebih lanjut. Kesalahan ini membuat kanker terlambat terdeteksi dan pengobatan menjadi sulit. Edukasi masyarakat tentang gejala awal sangat diperlukan agar bisa bertindak cepat.
Pengobatan kanker otak tergantung pada jenis dan tingkat penyebaran. Metode utama adalah operasi pengangkatan tumor, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, beberapa tumor berada di lokasi yang sulit dijangkau. Ini membuat operasi jadi berisiko tinggi dan tidak selalu memungkinkan.
Harapan hidup pasien kanker otak sangat bervariasi. Jika terdeteksi dini, peluang kesembuhan lebih besar. Namun untuk jenis yang agresif seperti glioblastoma, tingkat kelangsungan hidup cukup rendah. Dukungan psikologis dan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan pasien.