Commons Sight – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya mengenai dampak negatif media sosial terhadap anak-anak. Menurutnya, media sosial berpotensi meningkatkan risiko kekerasan pada anak, baik itu dalam bentuk kekerasan fisik, psikis, maupun eksploitasi seksual. Dalam berbagai kesempatan, Bintang menekankan pentingnya peran orang tua, masyarakat, serta pemerintah dalam mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anak guna melindungi mereka dari bahaya tersebut.
Media sosial saat ini menjadi platform yang banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja untuk berinteraksi, berbagi informasi, serta mengakses hiburan. Namun, menurut Menteri PPPA, kebebasan yang ada di dunia maya sering disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan eksploitasi atau kekerasan terhadap anak. Kekerasan ini bisa berupa perundungan siber (cyberbullying), pelecehan seksual online, hingga eksploitasi anak-anak dalam konten-konten yang tidak sesuai dengan usia mereka. Oleh karena itu, Bintang Puspayoga menekankan pentingnya kesadaran tentang risiko yang bisa timbul akibat ketergantungan berlebihan pada media sosial, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki kemampuan untuk menyaring informasi secara bijaksana.
Sebagai langkah preventif, Menteri PPPA mengimbau orang tua untuk lebih aktif mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anak mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi waktu akses anak terhadap media sosial dan memantau jenis konten yang mereka konsumsi. Bintang juga mendorong agar orang tua melakukan komunikasi terbuka dengan anak-anak mengenai bahaya yang dapat timbul dari media sosial serta pentingnya menjaga privasi dan identitas diri di dunia maya. Pemerintah juga berupaya menyediakan edukasi yang memadai mengenai keamanan di dunia digital kepada anak-anak dan orang tua, agar mereka lebih sadar akan potensi risiko yang dapat dihadapi dalam penggunaan media sosial.
“Simak juga: Fitri Salhuteru Tanggapi Tuduhan: ‘Allah Saksi Hidup Saya dalam Masalah Nikita Mirzan”
Pemerintah Indonesia. Melalui Kementerian PPPA. Juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko kekerasan terhadap anak di dunia maya. Salah satunya adalah dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dan organisasi internasional untuk memperkuat sistem perlindungan anak di dunia digital. Selain itu. Pemerintah juga mendorong adanya peraturan yang lebih ketat mengenai pengawasan konten media sosial. Seperti pembatasan konten yang mengandung unsur kekerasan atau pornografi yang bisa diakses oleh anak-anak. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi anak-anak. Sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi tanpa khawatir akan potensi ancaman yang mengintai.
Selain peran orang tua dan pemerintah. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak dari risiko kekerasan yang timbul akibat media sosial. Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan atau perilaku berisiko yang dialami oleh anak-anak. Serta melaporkan kejadian-kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang. Bintang Puspayoga juga mendorong agar masyarakat dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Untuk perkembangan anak-anak tanpa ancaman dari kekerasan digital. Hal ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah. Lembaga pendidikan. Masyarakat. Dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang aman bagi anak-anak di dunia maya.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Menteri PPPA mengingatkan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk tujuan yang positif, salah satunya adalah perlindungan anak. Teknologi dapat digunakan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran konten yang membahayakan anak, seperti konten kekerasan dan pornografi. Pemerintah bersama dengan platform digital juga perlu bekerja sama dalam memitigasi potensi bahaya yang dapat dihadapi anak-anak dalam menggunakan media sosial, melalui algoritma yang lebih canggih untuk menyaring konten negatif. Dengan adanya upaya bersama dari semua pihak, diharapkan risiko kekerasan terhadap anak melalui media sosial dapat diminimalisir. Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan digital bisa sangat berbahaya bagi psikologis dan perkembangan anak, perlindungan yang optimal di dunia maya sangatlah penting agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan aman.