Komunitas Kecil di Isle of Wight Merayakan Keindahan Budaya Indonesia
Commons Sight – Island of Wight (IOW), seperti permata di selatan Inggris, turut menjadi panggung kecil bagi pelestarian budaya Indonesia. Meskipun hanya dihuni sekitar 14 keluarga dan total sekitar 40 WNI—termasuk pelajar—semangat mereka untuk menyemarakkan tradisi tetap berapi.
Alih-alih menyebut perayaan kemerdekaan sebagai Hari Ulang Tahun RI, komunitas di IOW memilih istilah Indonesian Culture Day. Langkah ini memudahkan keterlibatan masyarakat lokal—mulai pejabat, guru, hingga tetangga—dalam perayaan budaya yang penuh makna.
Awalnya, perhelatan digelar di aula kecil di Cowes. Kini, acara telah berpindah ke Balai Kota East Cowes dan menjadi agenda tahunan. Bahkan pemerintah kota sudah memesan ruangan untuk tahun berikutnya, menunjukkan betapa acara ini diterima hangat sebagai bagian kehidupan lokal.
Bagi generasi muda seperti Tiara Putri Ayuna Dharana (12), gap antara momen nostalgia dan realitas baru terasa penuh nuansa. Ia menuturkan kenangannya tentang lomba panjat pinang dan umbul-umbul merah putih—citra yang mereka coba hadirkan kembali di IOW, meski dalam bentuk yang disesuaikan.
Indonesian Culture Day di IOW bukan hanya soal panggung budaya. Ia menampilkan parade tari, busana tradisional, serta lomba makan kerupuk yang melibatkan warga lokal. HUT RI ke-80 di IOW tahun ini digelar meriah, dengan sambutan dari Wakil Sheriff, Wakil Lord-Lieutenant, Duta Besar Indonesia, hingga Kepala Perwakilan BI London. Kebersamaan lintas budaya sungguh terlihat jelas.
Inisiatif ini besar-besarannya diprakarsai oleh tokoh diaspora seperti Wayan Agus Gunawan—insinyur mesin yang tiba sejak 2001. Bersama komunitas musik dan budaya, ia memastikan perayaan Indonesia hadir dalam festival besar seperti Mardi Gras. Tahun lalu, mereka mempersembahkan sesuatu tentang budaya Bali dan kini Minangkabau—seluruhnya dibangun dengan modal semangat gotong royong.
Komunitas kecil di Isle of Wight membuktikan bahwa cinta tanah air tak bergantung angka atau lokasi. Semangat Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan lewat tarian, musik, kuliner, dan sekaligus persahabatan antarnegara—sebuah pesan bahwa Indonesia bisa dijembatani di manapun.