
Commons Sight – Belakangan ini, istilah honeymoon cystitis ramai diperbincangkan di TikTok. Banyak perempuan muda mengeluhkan rasa nyeri saat buang air kecil setelah berhubungan intim di masa bulan madu. Di balik tren ini, ternyata ada penjelasan medis yang cukup serius. Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG, SubSpFer, MSc, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSPI Pondok Indah, kondisi ini terjadi akibat bakteri dari vagina yang masuk ke saluran kemih selama aktivitas seksual. “Saat berhubungan seksual, bakteri bisa terdorong ke saluran kencing dan menimbulkan peradangan,” jelasnya. Meski terdengar sepele, honeymoon cystitis dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) jika tidak ditangani dengan baik. Kasus ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan organ intim dan memahami tubuh sendiri, terutama di awal kehidupan pernikahan.
Honeymoon cystitis terjadi karena adanya translokasi bakteri dari sekitar area vagina ke saluran kemih. Padahal, secara anatomi, kedua saluran ini berbeda. Namun, gesekan saat berhubungan seksual bisa mendorong bakteri berpindah tempat. Dr. Yassin menjelaskan bahwa peradangan muncul ketika bakteri berkembang biak di saluran kemih. Gejalanya sering kali meliputi rasa perih saat buang air kecil, dorongan untuk sering pipis, hingga rasa tidak nyaman di area bawah perut. Kondisi ini lebih sering dialami oleh perempuan karena struktur anatomi mereka memungkinkan bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih. Di balik istilah “honeymoon cystitis” yang terdengar romantis, sebenarnya ada pesan penting: hubungan intim yang sehat selalu harus disertai kebersihan yang baik dan perhatian terhadap kesehatan tubuh.
Salah satu faktor terbesar penyebab infeksi saluran kemih setelah berhubungan seksual adalah kurangnya konsumsi air putih. Dr. Yassin menekankan bahwa cairan tubuh memiliki peran besar dalam mencegah infeksi. “Orang yang cukup minum air putih akan lebih sering buang air kecil. Saat pipis, bakteri yang sempat masuk ke saluran kemih bisa ikut terhempas keluar,” ujarnya. Sebaliknya, orang yang jarang minum air putih memberikan kesempatan bagi bakteri untuk bertahan dan berkembang biak. Karena itu, minum air sebelum dan sesudah berhubungan seksual menjadi langkah sederhana namun sangat penting. Kebiasaan ini membantu menjaga fungsi ginjal tetap aktif dan membuat sistem pembuangan tubuh bekerja dengan baik. Dengan kata lain, segelas air bisa menjadi bentuk perlindungan paling alami terhadap infeksi.
Selain faktor cairan tubuh, kebersihan organ intim juga berperan besar dalam mencegah honeymoon cystitis. Dr. Yassin mengingatkan agar perempuan tidak mengabaikan langkah sederhana seperti membersihkan area vagina sebelum dan sesudah berhubungan seksual. “Faktor kebersihan sangat berpengaruh,” tegasnya. Setelah berhubungan, bakteri yang terbawa bisa menempel di area saluran kemih. Jika tidak segera dibersihkan, mereka bisa menyebabkan infeksi. Cairan sperma juga mengandung nutrisi yang dapat memicu pertumbuhan bakteri jika dibiarkan terlalu lama. Karenanya, cukup bilas area vagina dengan air bersih tanpa sabun khusus yang keras. Rutinitas kecil ini bisa melindungi kesehatan organ intim, sekaligus menghindarkan dari rasa tidak nyaman di masa-masa awal pernikahan.
Kebiasaan tidak buang air kecil setelah berhubungan seksual ternyata juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Dr. Yassin menyarankan agar setiap perempuan membiasakan diri untuk pipis segera setelah berhubungan. “Buang air kecil dapat membantu memobilisasi bakteri yang mungkin sudah masuk ke saluran kemih,” jelasnya. Memang, tidak semua orang bisa langsung pipis setelahnya karena kandung kemih mungkin belum penuh. Namun, bukan berarti area vagina dibiarkan begitu saja. Minumlah air putih agar tubuh segera memproduksi urine, lalu bersihkan area intim dengan air bersih. Tindakan sederhana ini bisa menjadi langkah pencegahan efektif untuk mencegah bakteri berkembang biak. Menurut dokter, rutinitas ini sering diabaikan padahal manfaatnya besar untuk kesehatan reproduksi jangka panjang.
“Simak Juga : Sarapan Sehat, Kunci Jantung Sehat di Masa Depan”
Fenomena honeymoon cystitis yang ramai di TikTok juga memperlihatkan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi. Banyak pasangan baru belum memahami bahwa hubungan seksual bukan hanya tentang keintiman emosional, tapi juga tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan tubuh. Dr. Yassin menekankan bahwa literasi kesehatan seksual di Indonesia masih perlu ditingkatkan, agar masyarakat tidak salah paham terhadap gejala yang muncul setelah berhubungan. Edukasi ini penting agar perempuan berani berkonsultasi ke dokter saat mengalami keluhan, bukan justru mencari solusi dari mitos atau konten viral. Ketika masyarakat memahami anatomi dan pencegahan infeksi dengan benar, risiko seperti honeymoon cystitis bisa ditekan. Media sosial seharusnya menjadi sarana belajar, bukan sumber ketakutan.
Kesehatan organ reproduksi bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi juga pasangan. Honeymoon cystitis menjadi pengingat bahwa intimasi yang sehat adalah kolaborasi dua pihak. Pasangan perlu saling memahami pentingnya kebersihan sebelum dan sesudah berhubungan. Komunikasi terbuka mengenai kenyamanan dan kesehatan bisa mengurangi rasa canggung, sekaligus memperkuat kedekatan emosional. Dr. Yassin juga menyarankan agar pasangan tidak menganggap remeh gejala-gejala kecil seperti nyeri saat pipis atau sensasi terbakar di area intim. Segera periksakan diri ke dokter agar penanganan bisa dilakukan sejak dini. Hubungan yang sehat tidak hanya dibangun dengan cinta dan perhatian, tetapi juga dengan kesadaran menjaga tubuh dan menghormati batasan satu sama lain karena cinta yang tulus juga peduli pada kesehatan.