Commons Sight – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit infeksius yang menyerang hewan ternak, terutama sapi, kambing, dan domba. Virus PMK dapat menyebabkan lesi pada mulut, kuku, dan organ lainnya yang mengganggu kesehatan hewan serta mempengaruhi produktivitasnya. Seiring dengan penyebarannya di berbagai daerah, salah satunya di Tulungagung, Jawa Timur, PMK memberikan dampak yang signifikan pada sektor peternakan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun kesehatan masyarakat.
“Baca Juga : AI Bantu Pertumbuhan Ekonomi Dapat Capai Target 8%”
Tulungagung merupakan salah satu daerah yang memiliki industri peternakan yang cukup berkembang, dengan sapi dan kambing sebagai komoditas utama. PMK yang menyerang ternak di Tulungagung menyebabkan banyak peternak mengalami kerugian besar. Hewan ternak yang terinfeksi biasanya mengalami penurunan produksi susu, penurunan berat badan, serta bahkan kematian pada hewan-hewan yang tidak dapat disembuhkan. Ini sangat merugikan bagi peternak yang mengandalkan pendapatan dari jual beli hewan atau produk ternak lainnya. Kehilangan ternak yang terinfeksi PMK menyebabkan kerugian finansial yang tidak sedikit bagi peternak. Mereka harus menanggung biaya perawatan yang tinggi, ditambah dengan biaya karantina dan pembatasan pergerakan ternak yang berlaku selama wabah berlangsung. Selain itu, harga jual ternak juga cenderung turun drastis karena masyarakat menjadi takut membeli ternak yang terindikasi terkena virus PMK, meskipun tidak semua hewan yang terinfeksi PMK menunjukkan gejala yang parah.
Selain peternakan, sektor pengolahan daging dan susu juga merasakan dampak dari wabah PMK. Pabrik pengolahan daging dan susu terpaksa mengalami penurunan produksi karena kekurangan pasokan bahan baku dari peternak lokal yang kehilangan ternaknya. Penurunan pasokan ini menyebabkan ketidakstabilan harga di pasar serta berkurangnya ketersediaan produk olahan daging dan susu, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat. Bahkan, beberapa perusahaan pengolahan daging dan susu memilih untuk menghentikan sementara operasional mereka atau mengurangi kapasitas produksinya karena kelangkaan bahan baku yang disebabkan oleh wabah PMK. Dengan begitu, tidak hanya peternak yang merasakan dampak ekonomi, tetapi seluruh rantai pasokan di sektor peternakan juga terganggu.
Untuk memulihkan ekonomi sektor peternakan yang terdampak oleh PMK, pemerintah daerah dan pusat segera mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus ini. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan vaksinasi massal terhadap hewan ternak di berbagai daerah yang terpapar PMK, termasuk Tulungagung. Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan mengurangi jumlah hewan ternak yang terinfeksi. Pemerintah juga memberikan bantuan kepada peternak yang terkena dampak langsung dari wabah PMK, seperti memberikan bantuan berupa obat-obatan, pakan ternak, dan kompensasi untuk ternak yang mati akibat infeksi. Bantuan ini bertujuan untuk meringankan beban peternak dan membantu mereka kembali bangkit dari kerugian yang dialami. Namun, pemulihan ekonomi peternakan tidak bisa terjadi dalam waktu singkat. Butuh waktu bagi populasi ternak untuk pulih, serta bagi peternak untuk kembali memperbaiki kondisi finansial mereka. Selain itu, edukasi kepada peternak mengenai cara mencegah dan menangani PMK juga sangat penting agar wabah serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
Selain dampak ekonomi yang cukup besar. Wabah PMK juga memberikan dampak sosial dan psikologis yang signifikan bagi peternak. Banyak peternak yang merasa frustasi dan cemas atas masa depan usaha mereka. Ketidakpastian mengenai penyebaran penyakit serta kerugian yang dialami menyebabkan stress dan kecemasan yang tinggi di kalangan peternak. Selain itu, hubungan sosial antar peternak juga dapat terganggu. Karena adanya pembatasan mobilitas ternak dan transaksi jual beli ternak yang menjadi terbatas. Peternak yang sebelumnya saling berbagi informasi dan pengalaman kini lebih tertutup karena mereka juga menghadapi masalah yang sama. Yaitu bagaimana cara mengatasi wabah ini dan tetap menjaga kelangsungan usaha mereka. Bantuan psikologis dan pendampingan bagi peternak menjadi hal yang penting untuk mengurangi dampak stres dan memberikan dukungan agar mereka dapat menghadapi situasi ini dengan lebih baik. Pemerintah dan lembaga terkait juga perlu bekerja sama dalam memberikan solusi yang lebih komprehensif. Baik dari sisi kesehatan hewan, ekonomi, hinggakesejahteraan peternak itu sendiri.
Meskipun dampak wabah PMK terhadap sektor peternakan di Tulungagung cukup besar. Ada potensi pemulihan yang bisa terjadi jika langkah-langkah pencegahan dan pemulihan dilakukan dengan baik. Penguatan sektor kesehatan hewan melalui vaksinasi dan pengawasan yang ketat terhadap pergerakan ternak dapat membantu mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Selain itu, diversifikasi usaha peternakan, seperti pengembangan peternakan berbasis organik dan budidaya ternak kecil. Dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas ternak. Pendidikan dan pelatihan bagi peternak juga sangat penting agar mereka dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman penyakit hewan di masa depan. Dengan adanya kesiapan dan pengetahuan yang lebih baik mengenai pencegahan PMK dan penyakit hewan lainnya. Peternak dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari wabah serupa.