Jangan Keliru, Inilah Perbedaan Es Batu dari Air Mentah dan Air Matang
Commons Sight – Es batu sering kali menjadi penyelamat di tengah cuaca panas yang menyengat. Segelas air dengan tambahan es terasa lebih segar dan membuat tubuh kembali bertenaga. Namun, tidak semua es batu aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, penting bagi kita mengetahui asal usul pembuatan es tersebut, apakah menggunakan air matang atau air mentah.
Banyak orang mengira bahwa air yang membeku otomatis aman dikonsumsi. Sayangnya, hal ini tidak benar. Es batu yang dibuat dari air mentah justru menyimpan bahaya karena bakteri tetap hidup meski air sudah membeku. Akibatnya, orang yang meminumnya bisa terkena masalah kesehatan.
Air mentah sering kali mengandung bakteri berbahaya seperti E.coli. Saat masuk ke tubuh, bakteri ini bisa memicu berbagai penyakit. Gejala yang paling umum antara lain sakit perut, diare, mual, muntah, hingga demam. Dengan kata lain, es batu yang terlihat menyegarkan bisa menjadi pemicu masalah serius.
Tidak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang sama. Lansia dan anak-anak, misalnya, jauh lebih rentan mengalami infeksi pencernaan akibat bakteri dalam es batu. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk ekstra hati-hati ketika memberikan minuman dingin kepada mereka.
British Medical Journal mencatat bahwa mengonsumsi air terkontaminasi bakteri E.coli berhubungan dengan risiko tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, hingga gangguan jantung. Fakta ini memperkuat alasan mengapa kita perlu selektif dalam memilih es batu yang dikonsumsi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa air yang sudah terkontaminasi tidak layak untuk diminum, baik dalam bentuk cair maupun es. Jika tetap dikonsumsi, risiko penyakit menular seperti kolera, tifus, disentri, bahkan polio akan meningkat secara signifikan.
Salah satu cara mudah membedakan es batu aman dan berbahaya adalah dari tampilannya. Es batu yang dibuat dari air matang biasanya terlihat bening layaknya kristal. Hal ini terjadi karena gas di dalam air menguap saat proses perebusan, sehingga menghasilkan bentuk es yang jernih.
Berbeda dengan es batu matang, es dari air mentah biasanya berwarna putih dan terdapat banyak gelembung di dalamnya. Gelembung ini menandakan masih adanya oksigen serta kotoran yang terperangkap. Dengan kata lain, kualitasnya lebih rendah dan berpotensi membawa bakteri.
Selain tampilan, rasa juga bisa menjadi penanda. Es dari air matang terasa segar dan tidak memiliki aroma mencurigakan. Sebaliknya, es batu dari air mentah sering meninggalkan rasa aneh, bahkan kadang berbau karena kandungan kotoran yang tidak hilang.
Air yang sudah direbus akan terbebas dari sebagian besar bakteri penyebab penyakit. Oleh karena itu, ketika dibekukan menjadi es, hasilnya lebih aman untuk diminum. Inilah alasan mengapa es batu matang jauh lebih disarankan dibandingkan es yang dibuat dari air mentah.
Mungkin sekali dua kali minum es dari air mentah tidak langsung terasa efeknya. Akan tetapi, konsumsi jangka panjang bisa berbahaya. Tubuh akan lebih sering terpapar bakteri sehingga memicu penyakit kronis seperti masalah ginjal atau gangguan sistem imun.
Untuk menghindari risiko, pastikan memilih es batu dari sumber terpercaya. Biasanya, es yang diproduksi pabrik dengan standar higienis memiliki kualitas lebih baik. Selain itu, kamu bisa memperhatikan tampilan dan rasanya sebelum mencampurkannya ke minuman.
Cara paling aman tentu saja membuat es batu sendiri menggunakan air matang. Dengan begitu, kamu bisa mengontrol kualitas air yang digunakan. Selain lebih higienis, membuat sendiri juga lebih hemat dan praktis, terutama untuk kebutuhan sehari-hari.
Tidak semua orang menyadari bahaya es batu dari air mentah. Oleh karena itu, penting sekali memberikan edukasi kepada masyarakat. Dengan pengetahuan yang benar, risiko penyakit akibat air tercemar bisa ditekan, dan kebiasaan minum es batu pun menjadi lebih sehat.