Commons Sight – Belakangan ini, isu pemanggilan Ahok oleh Kejaksaan Agung terkait kasus di Pertamina menjadi sorotan publik. Ahok, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, akhirnya angkat bicara untuk meluruskan kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa dirinya siap kooperatif jika dibutuhkan dalam proses hukum yang berlaku.
Ahok menyampaikan klarifikasinya melalui beberapa wawancara dengan media. Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada surat panggilan resmi dari Kejaksaan Agung. Namun, jika memang dipanggil, Ahok menegaskan kesiapannya untuk memberikan keterangan secara transparan dan jujur. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak termakan isu yang belum terbukti kebenarannya.
“Baca Juga : Peran Geopolitik Indonesia dalam Meredakan Konflik Rusia-Ukraina”
Sebagai Komisaris Utama Pertamina, dia menyatakan komitmennya terhadap transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik. Ia menyebut bahwa semua kebijakan yang diambil sudah melalui prosedur yang benar dan sesuai regulasi. Menekankan bahwa ia tidak akan menutupi fakta jika memang ada hal yang perlu dijelaskan kepada penegak hukum.
Isu pemanggilan Ahok mencuat seiring dengan penyelidikan kasus di Pertamina yang sedang dilakukan oleh Kejaksaan Agung. Dugaan kasus ini terkait dengan pengadaan dan distribusi BBM, yang disebut-sebut mengalami penyimpangan anggaran. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi yang mengaitkan secara langsung dengan kasus tersebut.
“Simak juga: Kisah Pilu Sejarah Lubang Buaya G30S PKI”
Menanggapi isu ini, pihak Pertamina juga memberikan pernyataan resmi. Mereka menegaskan bahwa perusahaan akan kooperatif dalam proses hukum dan siap memberikan dokumen yang diperlukan oleh Kejaksaan Agung. Pertamina juga menyatakan dukungannya kepada Ahok sebagai Komisaris Utama untuk tetap fokus pada pembenahan internal dan peningkatan kinerja perusahaan.
Kasus ini turut mendapat perhatian dari Kementerian BUMN sebagai pengawas perusahaan pelat merah. Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus di Pertamina. Ia juga mengapresiasi sikap kooperatif Ahok dan berharap proses hukum berjalan transparan dan adil tanpa intervensi politik.
Spekulasi publik semakin berkembang seiring dengan pemberitaan media terkait kasus ini. Beberapa pihak menduga bahwa pemanggilan Ahok memiliki nuansa politis, mengingat posisinya yang sering mengkritik kebijakan di Pertamina. Namun, Dia menegaskan bahwa dirinya tidak terpengaruh oleh spekulasi tersebut dan tetap fokus pada tugasnya sebagai Komisaris Utama.
Di tengah isu pemanggilan ini, dia mendapat dukungan dari para pendukungnya yang dikenal dengan sebutan “Ahokers.” Mereka menyuarakan dukungan melalui media sosial dan berharap Ahok tetap kuat menghadapi isu ini. Dukungan ini menunjukkan bahwa dia masih memiliki basis pendukung yang loyal meski tidak lagi terjun di dunia politik.
Kejaksaan Agung sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait jadwal pemanggilan Ahok. Mereka menyatakan bahwa penyelidikan masih dalam tahap pengumpulan data dan fakta. Proses hukum yang berjalan diharapkan dapat mengungkap kebenaran secara transparan, tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.
Ahok menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa ia akan mengutamakan integritas dan kebenaran. Ia siap memberikan keterangan yang dibutuhkan tanpa ada yang ditutup-tutupi. dia juga berharap isu ini tidak mengganggu stabilitas kinerja Pertamina yang sedang berusaha memperbaiki tata kelola perusahaan.