Nyeri Haid Parah hingga Gangguan Kesuburan, Kapan Sebaiknya Periksa ke Dokter?
Commons Sight – Banyak perempuan masih menunda pemeriksaan ketika mengalami gejala gangguan reproduksi. Padahal, menurut dr. C. Christoper Sunnu, Sp.And, hal ini dapat menimbulkan komplikasi serius. Oleh karena itu, langkah pencegahan melalui diagnosis awal perlu dilakukan agar masalah tidak berkembang lebih jauh. Jika kondisi dibiarkan, risikonya bukan hanya mengganggu kualitas hidup, tetapi juga berpotensi memengaruhi kesuburan serta kesehatan janin di masa depan.
Siklus menstruasi yang sehat biasanya berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama berikutnya. Menurut dr. Gracia Merryane Rauw, Sp.OG, perubahan siklus yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak menentu merupakan sinyal untuk segera memeriksakan diri. Selain itu, jika nyeri haid terasa sangat berat hingga membutuhkan obat pereda tetapi tidak efektif, kondisi tersebut tidak boleh diabaikan. Bahkan, ada pasien yang pernah pingsan akibat rasa sakit yang luar biasa.
Rasa sakit saat menstruasi memang wajar terjadi. Namun, ketika nyeri semakin parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, situasi ini bisa menandakan adanya gangguan serius. Nyeri yang tidak mereda meski sudah menggunakan obat pereda dapat berkaitan dengan endometriosis atau kista ovarium. Dengan kata lain, pemeriksaan medis menjadi langkah penting untuk menemukan penyebab dan menentukan terapi yang tepat.
Keputihan yang normal berwarna bening atau putih, tidak menimbulkan gatal, dan tidak berbau. Jika warnanya berubah menjadi kekuningan, kehijauan, atau menyerupai susu kental, maka hal tersebut perlu diwaspadai. Apalagi, bila disertai bau menyengat dan rasa gatal, besar kemungkinan sudah terjadi infeksi. Jika infeksi dibiarkan, penyakit ini dapat berkembang menjadi radang panggul yang akhirnya mengganggu kesuburan, terutama bagi perempuan yang sedang merencanakan kehamilan.
Menunda pemeriksaan hanya akan memperbesar risiko komplikasi. Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebar dan menyebabkan peradangan kronis. Di sisi lain, gangguan siklus menstruasi yang diabaikan berpotensi memicu ketidakseimbangan hormon. Akibatnya, dampak jangka panjang bisa jauh lebih sulit diatasi. Oleh karena itu, deteksi sejak dini menjadi cara terbaik untuk melindungi kesehatan reproduksi.