Commons Sight – Hari Hemofilia yang diperingati setiap 17 April menjadi momen penting bagi para penyintas. Penyakit ini tergolong langka, tetapi dampaknya bisa sangat serius. Kesadaran publik tentang hemofilia masih rendah. Padahal, deteksi dini dan pengobatan yang tepat bisa meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Hemofilia adalah gangguan perdarahan yang disebabkan oleh kelainan faktor pembekuan darah. Penderita hemofilia sulit menghentikan perdarahan, meski hanya luka kecil. Hal ini terjadi karena tubuh mereka kekurangan protein pembeku darah tertentu. Jenis hemofilia yang paling umum adalah Hemofilia A dan Hemofilia B. Penyakit ini bersifat genetik dan lebih sering menyerang laki-laki.
“Baca Juga : Kombinasi Elegan dan Bertenaga di Volvo XC90 Baru”
Hemofilia bisa dikenali sejak dini bila gejalanya diperhatikan. Gejala umum meliputi mudah memar, perdarahan di sendi, dan gusi berdarah. Pada kasus berat, penderita bisa mengalami perdarahan dalam otot dan organ dalam. Bayi yang baru belajar merangkak juga bisa menunjukkan tanda-tanda seperti memar tanpa sebab. Pemeriksaan darah sangat diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Pengobatan hemofilia masih menjadi tantangan di banyak negara berkembang. Harga faktor pembekuan darah cukup mahal dan tidak selalu tersedia. Di Indonesia, BPJS Kesehatan sudah menanggung sebagian pengobatan hemofilia. Namun, distribusi obat ke daerah masih jadi kendala. Banyak pasien di pelosok belum mendapatkan perawatan optimal secara berkelanjutan.
“Simak juga: Ternyata 5 Cara Efektif Ini Bisa Membantu Merawat Gadget”
Edukasi kepada masyarakat menjadi kunci utama dalam penanganan hemofilia. Masyarakat perlu tahu bahwa hemofilia bukan penyakit menular. Mereka juga perlu memahami bahwa pasien membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam aktivitas fisik. Sosialisasi di sekolah dan tempat kerja sangat penting. Dengan pemahaman yang baik, diskriminasi terhadap penyintas bisa dikurangi.
Keluarga memiliki peran besar dalam mendukung penderita hemofilia. Mereka harus paham cara merawat luka dan mengelola stres pasien. Orang tua juga perlu rutin membawa anak ke pusat layanan kesehatan. Dalam kasus darurat, keluarga harus tahu cara bertindak cepat. Keterlibatan aktif keluarga terbukti meningkatkan harapan hidup dan kondisi psikologis pasien.
Komunitas penyintas menjadi tempat berbagi dan saling menguatkan. Di Indonesia, terdapat berbagai komunitas yang aktif menggelar acara edukasi. Mereka juga memperjuangkan akses pengobatan yang adil dan merata. Komunitas menjadi jembatan antara pasien, tenaga medis, dan pembuat kebijakan. Dukungan moral dan informasi yang diberikan sangat berarti.
Dunia medis terus mengembangkan terapi hemofilia yang lebih efisien. Salah satunya adalah terapi gen yang menjanjikan hasil jangka panjang. Terapi ini bertujuan memperbaiki gen yang rusak sehingga tubuh bisa memproduksi faktor pembekuan secara alami. Meski masih mahal, terapi ini memberi harapan baru. Penelitian juga terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi tantangan pengobatan hemofilia. Kebijakan yang berpihak pada penyintas perlu diperkuat. Program subsidi, distribusi obat, dan pelatihan tenaga medis harus terus ditingkatkan. Selain itu, Hari Hemofilia seharusnya dijadikan ajang untuk mengevaluasi kebijakan yang telah dijalankan sejauh ini.
Pemeriksaan dini dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi jangka panjang. Oleh karena itu, fasilitas kesehatan harus menyediakan skrining hemofilia secara rutin. Terutama bagi keluarga dengan riwayat penyakit ini. Pemerintah perlu menjadikan skrining sebagai bagian dari layanan kesehatan dasar. Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang hidup normal.
Peringatan Hari Hemofilia tidak hanya milik pasien dan keluarganya. Seluruh masyarakat perlu terlibat dalam kampanye kesadaran. Partisipasi bisa dalam bentuk donasi, edukasi, atau penyebaran informasi. Semakin banyak orang yang paham, semakin kecil kemungkinan terjadi stigma. Hari Hemofilia adalah waktu yang tepat untuk bersatu dan bergerak bersama.